Jalur itu bernama..

Siapa sangka, nasib tak selamanya membela para pelaku kisahnya.
Setidaknya begitulah bisik ksatria berkuda putih dalam benaknya
Ia melangkah menyusuri rimba, tanpa tahu apa yang menunggu
Naga, penjahat, setan, roh jahat tak dianggapnya pengganggu

Ksatria itu telah kehilangan segala kenyamanan
Pasalnya, tak kuasa ia terima kuasa raja dimainkan
Baginya, bakti ksatria adalah, menumpas angkara murka
Menyoal kuasa, mendobrak raja dari tahta bukan yang ia damba

Kini, lima masa telah melintas
Sang ksatria kini mencapai batas
Kaki serta bahunya tertoreh pedang yang diayun ketamakan
Belum lagi lapar dan lemasnya yang tak kunjung dipulihkan

Bruk

Kudanya terhuyung, sang ksatria disambut bumi
Agaknya surga tak mendamba pendosa macamnya moksha
Api penyucian ? Bukan tempat dambaan
Tiada tempat bagi orang tak bertuan

Teringat ia pada sosok setan dalam batu perintah tuan
Lidahnya bagai ular, matanya laksana pendaran lahar
Sayapnya lebar, membentang menutup kilau surya
Tugasnya menjemput jiwa yang tak mendamba tuannya

Sosok di depan sang ksatria, agaknya tak serupa dengan mitos
Gadis berambut panjang, dengan jubah merah darah menatapnya polos
Remang malam memang menyebalkan, namun ia sanggup berterus terang
Rasa sakit sang ksatria terhembus kala senyum sang gadis menembus malam

"percayalah, aku takkan menyakiti", ucapnya sambil membasuh ksatria yang terbujur
Luka yang menganga, tertutup bagai tiada terluka
Kini, lelah yang hilang sekejap, membuat sang ksatria berdiri
Matanya terbuka, menyadari sesuatu yang tak lagi ada

"kudaku hilang", ujar sang ksatria sambil menoleh kesana kemari

Sang gadis menyandarkan tubuhnya, mendekap erat raganya yang mungil dan membisikkan
"sejengkal lagi, kau akan mencapai tujuan. Kudamu tak lagi dibutuhkan"

Sang ksatria meragu, namun tetap melangkah
Rasanya tak kuasa ia menolak perintah
Langkah demi langkah, imajinya tiada lagi berontak liar
Perlahan, terlihat jalan setapak ditengah jurang tak berdasar

Lebih sempit dari celah diantara engsel pintu
Lebih rapuh dari benak manusia yang terpadu


Comments

Popular Posts