Sang bijak dan Iblis


Telah lama sang iblis bersemayam dalam benak sang bijak. Mungkin sejak lahir, atau sejak ia terjatuh ke jurang dan kepalanya terbentur. Sang Iblis adalah sosok yang bersahabat dan selalu menghasut sang Bijak.

 Banyak kebaikan terjadi, saat hal buruk yang didorong oleh sang Iblis dilaksanakan, dan kini sang bijak ingin menghancurkan dunia beserta dirinya.  Ia melakukannya, karena menyaksikan tindakan yang begitu kotor dan keji dilakukan oleh orang yang ia cinta. Sang Iblis,tak seperti biasanya malah mendorong sang Bijak agar tidak bunuh diri.

Iblis: Kenapa engkau jadi begini?

Bijak: Hmm, mari kita lihat. Kurangnya dorongan moral, cinta dan harapan, serta keyakinan bahwa dunia ini bisa lebih baik?

Iblis: Tidak, dulu kau tidak seperti ini. Dulu kau lebih menyenangkan! Tidak bisa digoda!!

Bijak:Sekarang kau mencoba membuatku ingat? Kau yang hanya fragmen imajinasiku berani mengatur aku!

Iblis: Aku cuma fragmen dalam benakmu, itu benar. Tapi kelahiranku sendiri adalah ekses, luapan dari sesuatu yang kau kubur dalam-dalam.

Iblis: Tidak ingatkah janjimu mengguncang dunia? Menjadi orang yang baik? Mengasihi kepada sesamamu? Kalau kau bisa ingat itu, berarti kau bisa ingat cerita dan alasan kenapa aku melakukan semua ini.

Bijak: Itu.. Aku pun tak tahu.

Iblis: Nah!  Kau bukan tidak tahu, tapi tidak mau tahu! Ingat! Bukan aku yang mendorong orang lain dari kehidupanku hanya karena mereka tidak sesuai ekspektasimu! Tidak mampu mengikuti cara pikirmu, kemauanmu. Kau yang tidak mau mengerti mereka! Tapi ini bukan alasan kau melakukan tindakan gila!

Bijak: Jadi bunuh diri lebih layak dilakukan daripada ini? Sekarang beri alasan kenapa aku harus mempertahankan dunia yang absurd, menjijikkan ini jika tidak ada satu hal yang membuatnya layak dipertahankan. Kenapa tidak kau hasut saja aku dengan bisikan manis itu, tentang dia yang selalu menunggu. Tentang dia yang mencinta tapi tak bisa bersama

Iblis: Tidak. Kau tahu aku melakukannya karena tahu keadaan. Kalau kau lenyap, aku juga lenyap. Aku tidak akan mengambil alih, karena aku lebih menyayangimu daripada engkau menyayangi dirimu sendiri.

Bijak: Aku terlalu banyak menahan agar tidak ada siapapun mampu menembus hatiku, kecuali engkau. Perempuan itu...  aku tidak ingin mengecewakannya, sehingga aku menjadi hal yang jauh dari diri sejatiku. Dan ketika semua terbalik, kita tahu waktu tak bisa diputar. Aku pun mengurung diri, mencoba menebus dosa yang harusnya tak perlu ada.  Hal ini mungkin disebabkan oleh aku yang terlalu kecewa pada diriku, pada dunia yang tidak bisa menerimaku apa adanya.

Bijak: Dan kau tahu?  Dia malah melarikan diri dan menikahi pria lain! Dan sialnya, ketika aku hendak menemuinya, suaminya menghajarku. Aku tak sengaja mendorongnya, dan ia terjatuh dari ketinggian.  Gadis itu menuduh aku pembunuh, pendosa besar!

Bijak: Lantas aku berpikir, dunia ini aneh. Jika kami memang dimaksudkan bersama, harusnya cinta tak akan sepicik ini! Dunia ini yang salah! Ini bukan dunia yang layak dipertahankan!

Iblis: Tapi ingatlah duniamu! Orangtuamu, kawanmu, aku kira kau percaya akan kebaikan? Aku kira kau telah bersumpah padanya bahwa kau tidak akan meninggalkannya walau dunia berakhir?

Bijak: Oh justru itu letak kejujuran hatiku.
Dunia ini harus dihancurkan agar aku bisa melupakannya!!

Iblis: Kau tahu kan? Kau tidak harus membunuh buaya agar rumahmu aman. Kau tidak perlu membenci dunia hanya karena hidupmu sedih.
Masih ada aku, yang menemanimu. Kalau kau tidak mengandalkan dirimu sendiri, bagaimana aku bisa menghasutmu nantinya?

Comments

Popular Posts