Teruntuk dinda

Lepas sudah satu masa kita tak jumpa. Laksana ayam hilang induk, arahku tak tentu adanya.
Telah kucoba tuk mengganti hadirmu, telah kucoba menepis asaku padamu. Bahkan sampai tiada ingin kau jumpa diriku, aku tak urung henti mencinta.

Banyak hal yang kita janjikan, juga kita umbar pada semesta. Sebuah kesenduan yang kita jalin, yang dahulu dibumbui rasa yakin, sirna tak jelas juntrungannya. Anganmu terus membuatmu jauh dariku, sampai kenangan kita bersama kini terkikis.

Dinda, dalam jujur yang tiada akan kau hiraukan ini, kakanda merindukanmu. Hingga kinipun keyakinan kanda pada adinda takkan berubah. Kalau ditanya hentinya, kan kujawab, kegilaan ini tiada akan berhenti sampai semesta merestui.

Kakanda naif jika mengharap jumpa dan cinta. Apa yang kita jalin, dalam kenanganku tetap bertahan, tak seperti engkau yang telah merelakan. Kusadari, diriku seperti bulir pasir ditengah gurun, aku tiada khususnya. Andainya pasir itu tak lagi bersama, kakanda kan tetap menjadi debu yang menyendiri.
Sebab dinda pun tahu, kakanda telah berjanji.

Hingga maut mencabut nyawanya sendiri, kakanda akan menanti disini

Comments

Popular Posts